JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM
– Mustasyar PBNU KH A. Mustofa Bisri mengatakan, belakangan ini
masyarakat Indonesia mengalami krisis semangat berdakwah (ruhud dakwah).
Sehingga yang terjadi saling menyerimpung terhadap mereka yang berbeda
pandangan.
“Karena krisis ruhud dakwah, orang
berbuat sesukanya. Ada orang sesat disikat, ada yang tidak cocok
disikat. Ini tidak benar,” tandas kiai yang akrab Gus Mus pada pengajian
umum dalam rangka peringatan satu abad Qudsiyyah Kudus, Jawa Tengah
Sabtu .
Gus Mus mengatakan banyak orang yang
belum memahami arti berdakwah. Mereka sering menyamakan berdakwah dengan
amar ma’ruf nahi mungkar, padahal keduanya sanagat berbeda.
“Dakwah itu mengajak kebaikan, sementara
amar makruf artinya memerintah; nahi mungkar melarang. Kita harus bisa
bedakan antara ajak, perintah dan larangan,” terang pengasuh Pesantren
Raudhatuth Thalibin Leteh Rembang.
Di hadapan ribuan jamaah yang memadati
Lapangan Qudsiyyah Jl KHR Asnawi hingga meluber ke jalan ini, Gus Mus
lebih banyak mengungkapkan keteladanan perjuangan pendiri NU asal Kudus
KHR Asnawi. Menurutnya, Kiai Asnawi memiliki semangat berdakwah
mengikuti Sunan Kudus warisan pemimpin agung Nabi Muhammad SAW.
“Ruhud Dakwah yang dikembangkan Kiai Mbah
Asnawi dan ulama lainnya membuat ajaran Sunan Kudus ataupun Wali Songo
masih berlaku hingga sekarang,” ujarnya.
Gus Mus menuturkan saat Nabi Muhammad
berdakwah di Thoif mendapat lemparan batu, tapi tidak melakukan
pembalasan. Bahkan malaikat marah kemudian meminta Nabi agar berdoa
kepada Allah supaya orang tadi diberi balasan. Namun Nabi hanya berdoa
supaya orang melemparinya mendapat hidayah.
“Nabi Muhammad dalam berdakwah mampu
mengajak tokoh-tokoh kafir seperti Ikrima bin Abu Jahal, Abu Sufyan,
Hindun dan lainya bisa masuk Islam. Seandainya tidak memiliki ruhud
dakwah, Nabi tidak mampu membuat mereka masuk Islam,” tegas Gus Mus.
Kiai yang dikenal sebagai penulis dan
pelukis ini juga menegaskan, ruhud dakwah yang dilakukan Wali Songo yang
diwarisi para ulama termasuk KHR Asnawi, Islam bisa berkembang
mayoritas di tanah air Indonesia.
“Dulu Mbah Asnawi mengajak orang masuk
surga kelak, sekarang orang malah seakan ingin mengangkangi surga.
Lainnya disuruh di neraka,” kata Gus Mus menyidir.
Dalam pengajian bertema “Meneladani
kearifan KHR Asnawi” ini, Gus Mus mengungkapkan tiga keteladan yang
dimiliki pendiri NU asal Kudus ini. Disamping memiliki ruhud dakwah,
Mbah Asnawi juga mempunyai kecintaan ilmu pengetahuan terutama ilmu
agama dan selalu berjiwa keindonesiaan.
Usai mauidhah hasanah, Gus Mus didaulat
mengucapkan “selamat satu abad Qudsiyyah” di atas kanvas. Gus Mus
melukis kaligrafi lafal bismillah yang disertai tulisan dirgahayu satu
abad Qudsiyyah. [ARN]
Posting Komentar